Archive for Januari 2014
Gerak benda bola kasti, mobil,
pelari bahkan matahari dan bulan merupakan bagian dari kejadian nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun menusia purba memiliki pemahaman yang baik
mengenai gerak, baru pada waktu yang relative belum lama, pada abad ke-16 dan
ke-17, pengertian modern mengenai gerak ditetapkan. Banyak yang berperan dalam
terbentuknya pemahaman ini, tetapi, sebagaimana akan segera kita lihat,ada dua
orang yang lebih menonjol daripada yang lainnya: Galileo Galilei (1564-1642)
dan Issac Newton (1642-1727).
Studi mengenai gerak benda,
konsep-konsep gaya dan energy berhubungan, membentuk satu bidang yang disebut mekanika. Mekanika biasanya dibagi
menjadi dua bagian : kinematika,
yang merupakan penjelasan mengenai bagaimana benda bergerak, dan dinamika, yang menangani masalah gaya
dan menjelaskan mengapa benda bergerak sedemikian rupa.
KERANGKA ACUAN DAN PERPINDAHAN
Dalam fisika, kita sering
menggambarkan sumbu koordinat, seperti ditunjukkan pada Gambar 1, untuk
menyatakan kerangka acuan.
Gambar 1: Pasangan standar sumbu koordinat x,y.
Kita perlu membedakan antara
jarak yang telah ditempuh sebuah benda, dan perpindahannya, yang didefinisikan
sebagai perubahan posisi benda tersebut. Dengan demikian, perpindahan adalah
seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya. Perpindahan adalah
besaran yang memiliki besar dan arah. Besaran seperti itu disebut vector.
Pustaka Gambar:
fisikafun6b.wordpress.com
Pustaka Gambar:
fisikafun6b.wordpress.com
Barisan (sequence) geometric merupakan salah satu contoh barisan sederhana
yang berciri bahwa setiap anggota deret merupakan hasil kali tetapan dari
anggota deret lainnya. Contoh barisan geometric adalah sebagai berikut:
1) 2,
4, 8, 16, 32,… (p.1.a)
2) 1,
2/3, 4/9, 8/27, 16/81,… (p.1.b)
3) a, ar,
ar2, ar3, … (p.1.c)
Contoh tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Umpamanya,
persamaan p.1.a terjadi pada pertumbuhan populasi bakteri di mediumnya setiap 1
jam. Jadi, nilai suku deret merupakan jumlah bakteri setelah 1 jam, 2 jam, …,
dan seterusnya. Bola pingpong yang dilepas di atas lantai akan dipantulkan oleh
lantai secara lenting sebagian sehingga memenuhi deret pada persamaan p.1.b. Penurunan
ketinggian maksimum bola pingpong terjadi terus-menerus, tinggi maksimum hasil
pantulan lantai adalah 2/3 dari tinggi maksimum sebelumnya. Jarak yang ditempuh
bola itu karena gerak naik-turun dapat ditulis dalam rumusan:
1 + 2( 2/3 ) + 2( 4/9 ) + 2( 8/27 ) + … = 1 + 2[ 2/3 + 4/9 + 8/27 + …] (p.2)
Mengacu pada pernyataan di atas, persamaan 1.a, b, dan c adalah barisan. Sementara itu, persamaan p.2
adalah deret (series). Artinya, deret adalah hasil jumlah dan/atau selisih
suku-suku pada barisan.
Sekarang marilah kita tinjau komponen deret pada persamaan p.2 yang
berbentuk deret tak hingga. Sebelumnya, kita harus mengenal dulu dua jenis
deret yang ada, yaitu deret tak hingga dan deret terhingga. Deret tak hingga
adalah deret hasil jumlah (dan/atau selisih) barisan hingga ke suku tak hingga.
Sementara itu, deret terhingga merupakan hasil jumlah (dan/atau selisih)
suku-suku barisan hingga suku ke-n,
dimana n adalah bilangan terhingga. Komponen
deret yang dimaksud berbentuk:
2/3 + 4/9 + 8/27 + …. (p.3)
Tampak bahwa suku deret itu menuju ke nilai nol pada suku deret (n) yang besar. Secara umum, jumlah
barisan hingga seku ke-n
(dilambangkan dengan Sn)
dan hingga suku ke-n = ∞
(dilambangkan dengan S) dari geometric p.1.c dirumuskan dalam S = a
+ ar + ar2 + … + arn
+ …atau
Sn = { a(1-rn) }/{ 1-r } (p.4)
Melalui pemanfaatan persamaan p.4, deret pada persamaan p.3 sampai dengan
suku ke-n adalah:
Sn = 2/3 + 4/9 +
(2/3)n = { 2/3[1-(2/3)n] }/{ 1-(2/3) } = 2[1-(2/3)n] (p.5)
Jelaslah, persamaan p.5 pada deret tak hingga (n = ∞
) memberikan S bernilai 2. Deret tak hingga (S) lebih mudah dihitung jika
dibandingkan dengan deret terbatas, misalnya saja, ketika n = 12. Mengacu pada persamaan p.5 yang merupakan deret terhingga (Sn), nilai deret tak hingga (S) tidak selalu tak hingga (pada contoh
di atas, S = 2).
Deret pada persamaan p.3 disebut deret (biasa disebut juga jumlah
barisan) geometric yang memiliki
rumus umum berbentuk:
a + ar
+ ar2 + … + arn-1 + … (p.6)
Jumlah dari semua suku barisan geometric ditulis:
Sn merupakan
deret pada penjumlahan barisan sampai dengan suku ke-n atau deret terhingga. Jika |r| < 1, deret pada persamaan p.4
menjadi
S
= a / (1 – r) (p.8)
Deret ini deisebut deret
konvergen karena deret itu memberikan S
terhingga, dan disebut deret divergen
jika S = +∞
atau - ∞
. Kesimpulannya, deret
tak hingga (S) yang nilainya
terhingga disebut deret konvergen, sedangkan S yang nilainya tak hingga disebut deret divergen.
DAFTAR PUSTAKA
Jati, BME; Priyambodo, T.K., 2011: Matematika untuk ilmu Fisika
dan Teknik, edisi 1, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pembangkit dalam
system tenaga listrik pada setiap stasiun tidak ditempatkan pada jarak yang
sama dari pusat beban. Oleh sebab itu harga bahan bakar setiap stasiun
pembangkit menjadi berbeda. Posting kali ini membahas penentuan pengiriman daya
nyata dari setiap stasiun pembangkit guna memperkecil biaya operasi, khususnya
Biaya Operasi Pembangkit Thermal. Jadi tujuannya adalah untuk memenuhi
permintaan beban dengan biaya bahan bakar ang minimum. Hal ini disebut Optimal Power Flow (OPF). OPF digunakan
untuk mengoptimasi aliran daya dari system tenaga berskala besar. Cara ini
dilakukan dengan memperkecil fungsi-fungsi objektif yang dipilih sambil
mempertahankan dayaguna system yang dapat diterima dari batas kemampuan daya pada
generator. Pembahasan dalam hal ini dibatasi pada analisis pengiriman daya
nyata yang optimal dari pembangkit. Pengiriman daya nyata yang optimal ini
dimaksudkan untuk memperkecil jumlah keseluruhan biaya operasi dengan
memperhitungkan rugi-rugi daya nyata pada saluran.
Biaya Operasi Pembangkit Thermal
Factor-faktor
yang mempengaruhi pengiriman daya nyata yang optimal pada pembangkit
adalahberoperasinya generator yang efisien, biaya bahan bakar, dan rugi-rugi
daya pada saluran transmisi. Banyak juga generator yang beroperasi secara
efisien didalam system tenaga namun hal itu tidak menjamin bahwa biaya
operasinya minimum. Hal ini disebabkan oleh biaya bahan bakar yang tinggi. Jika
stasiun pembangkit berada pada tempat yang jauh dari pusat beban maka rugi-rugi
daya pada saluran transmisi dapat menjadi besar. Oleh sebab itu stasiun
pembangkit tersebut menjadi sangat tidak ekonomis.
Masukan pada
stasiun thermal umumnya diukur dalam Btu/jam dan keluarannya diukur dalam MW.
Kurva masukan dan keluaran dalam bentuk sederhana dari sebuah unit thermal
berupa kurva laju panas seperti ditunjukkan Gambar.1(a)
Gambar.1 (a) Kurva laju panas, (b) Kurva biaya bahan
bakar
Kurva Btu/jam terhadap MW menjadi $/jam terhadap MW akan
menghasilkan kurva biaya bahan bakar seperti ditunjukkan pada Gambar.1(b).
biaya bahan bakar pada generator bisa digambarkan seperti sebuah fungsi kuadrat
dari daya nyata pada pembangkit, yaitu:
Ci = αi
+ βiPi + yiiPi2
Turunan biaya bahan bakar terhadap daya nyata pada persamaan
diatas berupa kurva biya tambahan bahan bakar dan gambar kurvanya seperti
ditunjukkan pada Gambar.2. turunan dari persamaan diatas adalah sebagai
berikut:
Kurva biaya bahan bakar menunjukkan sebuah ukuran bagaimana
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan daya selanjutnya. Total biaya
operasi meliputi biaya bahan bakar, buruh, persediaan peralatan/ bahan dan
perawatan/pemeliharaan.
Gambar.2 Tipikal kurva biaya bahan bakar
DAFTAR PUSTAKA:
Cekdin, Cekmas, Sistem
Tenaga Listrik – Contoh Soal dan Penyelesaian Menggunakan MATLAB,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007
1. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada persiapan proyek ?
1) Menyusun master plan dan draft reporting (Daily month danmontly report )
2) Mempersiapkan shop drawing
3) Matterial Approval
4) Metode kerja
5) Sleave dan pekerjaan under ground basement
6) Pembuatan site office/kantor lapangan
7) Mess
2. Buatlah struktur organisasi?
3. Jobs Describtion Project Manager & Kualifikasinya ?
Ø Memimpin rapat kordinasi internal proyek
Ø Menghadiri rapat kordinasi eksternal
Ø Mempersiapkan semua kebutuhanproyek
Ø Memimpin operasional proyek
Ø Menyusun Quality Plan
Ø Menyusun Master Plan
Ø Menyusun Monthly Report
Ø Kontrol budget proyek
Ø Kontrol Schedule proyek
Ø Kontol Man Power Proyek
Ø Kontrol Logistik, tools dan inventory proyek
Ø Kontrol safety danenveroment
Ø Kontrol Engineering
Ø Mengajukan material dana anggaran proyek
Ø Hand Over Pekerjaan
KualifikasiPM :
Ø Memahami Contruction Methode
Ø Memahami Engineering
Ø Memahami Computer
Ø Memahami leader shop
Ø Memahami Konsep
4. Bagaimana cara anda mengendalikan proyek agar sasaran proyek tercapai ?
v Biaya Rendah/Hemat(B)
Cara pengendalian biayaadalah :
§ Menyusun DKM (Daftar Kebutuhan Material) sesuai kebutuhan
§ Menyusun staff dan tenaga kerja lapangan sesuai kebutuhan
§ Menyusun RAP (Rencana Angaran Pelaksanaan)
§ Melakukan Evaluasi terhadap pengeluaran material, gaji seupah dan biaya lainnya.
v Mutu (M)
Cara pengendalian mutu adalah :
§ Menyusun quality plan
§ Melakukan control qualitas mulai dari soft drawing sampai pemasangan dilapangan
§ Mengecheck spesifikasi material, harus sesuai dengan spesifikasi kontrak
§ Menempatkan tenaga QC (Quality Control)
v Waktu (W)
Cara pengendalian waktu adalah
§ Menyusun master schedule
§ Melakukan control schedule secara berkala
§ Menyusun jadwal pengadaan material, man power, tenaga kerja dan peralatan kerja sesuai dengan jadwal
§ Melakukan pekerjaan lembur atau menambah tenaga kerja jika terjadi keterlambatan
5. Bagaimana anda melakukan pengadaan material import untuk kegiatan proyek agar tidak terganggu schedule proyek ?
Ø Meminta kepada direksi/MK (Manajemen Kontruksi) agar sesegera mungkin untuk memberikan persetujuan, pengajuan approval material import
Ø Sesegera mungkin untuk memesan barang setelah barang disetujui oleh direksi
Ø Meminta kepada vendor agar barang bisa sampai di proyek seminggu sebelum pemasangan
6. Apa yang anda ketahui tentang Just In Time pada system pengadaan barang dan pergudangan, Jelaskan ?
Ø Pengadaan barang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pergudangan
Ø Barang tidak boleh berlebih dan kurang ketika dibutuhkan
7. Apa fungsi Contruction Schedule dengan kurva “S” pada proses kontruksi/instalasi proyek bangunan gedung ?
Ø Untuk mengetahui kapan suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri
Ø Untuk mengevaluasi schedule proyek (terlambat atau lebih cepat)
Ø Menentukan progress rencana yang ingin dicapai dan untuk mengevaluasi kondisi progress tersebut
Ø Untuk mengetahui seberapa besar keterlambatan/percepatan yang dicapai
8. Langkah-langkah apa saja yang anda lakukan jika terindikasi proyek tersebut mengalami keterlambatan ?
Ø Menambah tenaga kerja
Ø Melakukan Over Time /bekerja lembur
Ø Lebih mengoptimalkan kinerja tenaga kerja yang ada
Ø Eskalasi waktu
9. Jika nilai total proyek Rp. 10.000.000.000 dan nilai salah satu item adalah Rp. 250.000.000, berapa bobot item pekerjaan tersebut ?
Dik :
Nilai total proyek : Rp. 10.000.000.000
Nilai item : R. 250.000.000
Jawaban : 250.000.000 X 100% = 2,5 %
10.000.000.000
10. Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk serah terima pekerjaan pertama (HO 1) ?
Ø Asbuild Drawing
Ø Berita acara training
Ø Manual instruction
Ø Progress 100%
Ø Final defect list danout standing work
Ø BA serah terima 1
Allah Yang Mahasuci lagi
Mahatinggi telah menciptakan manusia dan dari fitrahnya manusia dikaruniai
sifat lupa. Allah telah memerintahkan kita untuk berlindung dari sifat lupa. Dalam
Al-Qur’an ada yang berbunyi, “Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.”(Al-Baqarah:286) Mahasuci Allah yang
tidak pernah sesat dan lupa, disebut juga dalam firman-Nya, “…dan tidaklah Tuhanmu itu lupa.” (Maryam:64)
Seorang pelajar adalah juga
manusia yang terkadang salah atau lupa. Di antara sebab-sebab yang menuju pada
bertambahnya sifat lupa adalah sebagai berikut.
1. Tekanan
pikiran dan tekanan urat akibat banyak beban, tanggung jawab dan semisalnya.
2. Banyak
kesibukan, baik berhubungan dengan urusan kemasyarakatan, mata pencaharian,
keintelektualan, selainnya. Sesungguhnya suatu masalah itu datangnya silih
berganti.
3. Meninggalkan
pelajaran dalam tempo waktu yang lama dengan tanpa mengulang-ulang kembali. Hal
ini karena ia tidak berpegangan dengan rancangan atau program tertentu.
4. Banyak
kesamaan dan keterpautan di antara materi-materi pelajaran.
5. Tidak
memahami dengan baik, tidak berkonsentrasi serta tidak mengulas materi karena
berbagai sebab yang di antaranya tergesa-gesa, terlalu meremehkan, dan kurang
menyimak dengan baik.
6. Di
antara karakter alami sebagian materi tersebut adalah dilupakan.
7. Di
samping sebab-sebab di atas, juga karena berbuat maksiat, banyak dosa, dan
kondisi hati yang keras serta keruh.
Cara Mengatasi Problem Lupa
Di antara cara mengatasi problem
lupa adalah sebagai berikut:
1) Meminta
pertolongan Allah Yang Mahamulia lagi Mahaagung, dengan memperbanyak doa, “Ya Allah janganlah Engkau hokum kami ketika
kami lupa atau kami salah. Ya Allah, Yang Maha Mengembalikan orang dari
kesesatan dan memberi petunjuk orang yang sesat, Engkau pemberi petunjuk jalan
kebenaran dari kesesatan. Hilangkan kesesatanku dengan kekuasaan dan
kekuatan-Mu, karena hal itu semata pemberian dan karunia-Mu.”
2) Menjalin
hubungan baik kepada Allah dengan memperbanyak istighfar, tobat, memperbanyak
ibadah, serta perbuatan baik.
3) Membiasakan
diri dengan perbuatan yang sesuai syariat, karena bila hati itu lelah, hati
akan menjadi buta.
4) Mengosongkan
pikiran dari beberapa permasalahan atau perkara-perkara yang menyibukkan,
selanjutnya berkonsentrasi dalam mempelajari, memahami, memperhatikan, dan
dengan tidak tergesa-gesa.
5) Berpedoman
sessuai dengan rancangan dan program serta tidak meninggalkan pelajaran dalam
tempo waktu yang lama.
6) Mengulang
terus tema-tema yang gampang dilupakan dengan memberinya tambahan waktu
terutama waktu malam dan pagi.
7) Menggunakan
alat bantu seperti: catatan, ringkasan, sarana-sarana pendidikan, dan sarana bantu
lainnya yang bermanfaat untuk bisa mengulang pelajaran.
8) Membuat
ringkasan di lembaran kertas ketika belajar, ada yang mengatakan, “Apa yang dihafal akan hilang, sementara apa
yang ditulis akan tetap terjaga.”
Pengaman system tenaga listrik
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pengaman utama dan pengaman cadangan.
1. Pengaman Utama
Pengaman utama merupakan pengaman yang paling berperan didalam daerah
pengamanan atau daerah yang dilindungi dan pada umumnya selektif dan cepat
bekerja jika terjadi gangguan didaerahnya, pengaman utama yang bekerja jika ada
gangguan.
Untuk relai cepat dan pemutus beban cepat waktu mulai terjadinya gangguan
sampai selesainya pembukaan pemutus beban maksimum 100 ms, yaitu terdiri dari
waktu kerja relai 20-40 ms dan waktu pembukaan pemutus beban 40-60 ms.
2. Pengaman Cadangan
Pengaman cadangan (back-up)
merupakan pengaman dibelakang pengaman utama. Maksudnya adalah pengaman ini
bekerja jika pengaman utaman gagal operasi. Pengaman ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Local back-up yaitu dimana pengaman
cadangan terletak satu lokasi dengan pengaman utama.
2) Remote back-up yaitu dimanapengaman
sadangan tersebut diletakkan pada lokasi yang berlainan dengan pengaman utama.
Pengaman yang telah diuraikan
pada kenyataannya merupakan suatu relai dan lengkapnya yang bekerja member
perintah ke pemutus beban untuk membuka dan memisahkan bagian system yang
terganggu dan ini merupakan pengaman utama. Elemen-elemen pengaman utama
seperti terlihat pada gambar dibawah terdiri dari relai, trafo arus dan atay
trafo tegangan, baterai, kumparan trip dan pemutus beban dapat juga mengalami
gagal bekerja.
Susunan Relai Pengaman
Kegagaalan dapat dikelompokan sebagai
berikut:
a. Kegagalan
pada relainya sendiri.
b. Kegagalan
suplai arus dan atau suplai tegangan ke relai.
Hal ini dapat disebabkan trafo arus atau trefo
teganagnnya rusak, rangkaian suplai k relai dari trafo tersebut terbuka atau
terhubung singkat.
c. Kegagalan
system suplai arus searah untuk triping pemutus beban.
Hal ini dapat disebabkan baterai lemah karena perawatan,
terbukanya atau terhubung singkat rangkaian arus searah.
d. Kegagalan
pada pemutus tenaga.
Kegagalan ini dapat disebabkan karena kumparan trip tidak
menerima suplai, kerusakan mekanis ataupun kegagalan pemutusan arus karena
besarnya arus hubung singkat melampaui kemampuan dari pemutus bebannya.
Kegagalan pada pengaman utama ataupun adanya daerah mati tersebut harus
dapat diatasi yaitu dengan penggunaan pengaman cadangan.
Pengaman cadangan ini umumnya mempunyai perlambatan waktu, hal ini untuk
memberikan kesempatan kepada pengaman utama bekerja lebih dahulu, dan jika
pengaman ini juga kurang selektif bila dibandingkan dengan pengaman utama.
Dikenal dua jenis pengaman cadangan yaittu pengamanan cadagan setempat
(local back up) dan pengaman cadangan jauh (remote back up).
3. Pengaman Cadangan Setempat
Pengaman cadangan setempat adalah suatu system pengaman bila pengaman
utamanya gagal bekerja maka relai pengaman cadangan akan bekerja lihat gambar
dibawah ini, namun bila pengamannya masih gagal yaitu dalam hal pemutus beban
gagal bekerja, relai akan segera memberi perintah untuk membuka semua pemutus
beban yang ada kaitannya dengan pemutus beban yang gagal bekerja.
Pengaman
Cadangan Setempat
System ini umumnya digunakan pada system tenaga listrik dengan tegangan
ekstra tinggi, dalam hal ini relai cadangannya mempunyai kecepatan sama dengan
pengaman utamanya. Atau system ini mempunyai pengaman ganda, karena dalam hal
ini semua ganda, yaitu trafo arus, baterai maupun kumparan trip, sedang trafo
tegangannya umumnya satu.
Untuk system dengan tegangan tinggi (untuk di Indonesia yaitu tegangan
150 kV dan 70 kV) pengaman cadangannya hanya merupakan relai cadangan, yaitu
relai arus lebih.
4. Pengaman Cadangan Jauh
Pengaman cadangan jauh adalah kegagalan suatu pengaman, gangguan akan
dihubungkan oleh pengaman dari tempat lain di hulu berikutnya.
Pengaman jauh mempunyai keunggulan karena sederhana dan pasti serta
dianggap semua pengamanan di lokasi jauh selalu dapat bekerja bila terjadi
gangguan. Sedang pada pengaman cadangan setempat bila baterainya rusak / lemah
maka akan gagal bekerja.
Pengaman cadangan jauh kurang memadai lagi untuk system yang besar antara
lain karena :
a. Dapat
gagal bekerja
Relai harus cukup sensitive untuk merasakan semua
gangguan bagi semua saluran dimana pengaman jauh ini diperlukan, tetapi tidak
boleh disetel terlalu sensitive karena akan membatasi beban yang disalurkan. Bila
sumbangan (infeed) ke bus demikian besar sehingga seolah-olah bus infinit,
pengaman cadangan jauh ini (diluar bus tersebut) tidak dapat bekerja karena
arus yang menyumbang ke bus tersebut yang melalui relai cadangan kecil, pada
relai jarak gangguan setelah bus tersebut dilihat oleh pengaman cadangan
menjadi sangat jauh.
b. Dapat
terjadi triping yang tidak diharapkan
Pada susunan rel ganda system pengaman didisain
sedemikian sehingga bila terjadi gangguan sedikit mungkin peralatan yang
terlepas dari system. Tetapi jika pemuus beban gagal bekerja, karena ada
gangguan disalah satu penghantarnya.
Æ
RELE
PENGAMAN (Protectif Relai). Suatu peralatan listrik yang didesain untuk
memisahkan bagian dari system kelistrikan, atau mengoperasikan sinyal tanda
bahaya dalam hal keadaan gangguan maupun pada kondisi abnormal.
Æ
RELE
BANTU (Auxiliary Relay). Yaitu rele yang tanggap bekerja membuka atau
menutup rangkaian kerjanya untuk membantu rele lainnya dalam menjalankan fungsi
untuk kerjanya. Dapat bekerja seketika atau dengan waktu tunda dan dapat
beroperasi dalam batas yang besar dari kualitas karakteristiknya.
Æ
BEBAN
(Burden). Daya yang dikombinasikan oleh sirkit rele pada arus pengenal dan
tegangan pengertiannya. Dinyatakan dalam volt ampere untuk abb dan watt dc.
Æ
UNIT atau
ELEMEN. Suatu unit rele yang berdiri sendiri bersama dengan satu atau lebih
unit rele membentuk rele yang fungsinya komplek, seperti unit pengarah dengan
unit arus lebih yang memberikan rele arus lebih terarah (directional
overcurrent relay).
Æ
KUANTITAS
KARAKTERISTIK. Relai yang didesain tanggap terhadap suatu besaran seperti
tanggap terhadap besaran arus untuk rele arus lebih, tanggap terhadap impedansi
untuk rele impedansi, sudut fase untuk rele terarah, dsb nya.
Æ
SETELAN
(Setting). Nilai sebenarnya daya diberikan atau besaran karakteristik untuk
mana rele didesain bekerja pada kondisi tertentu.
Æ
KARAKTERISTIK
SUDUT (Characteristic Angle). Sudut fase pada mana perilaku rele
dinyatakan. Biasanya sudut tersebut menyatakan pada mana terjadi kepekaan
maksimum.
Æ
TERTAHAN
(Blocking). Menengah rele pengaman trip baik disebabkan oleh
karakteristiknya sendiri maupun adanya rele tambahan.
Æ
PICKUP.
Rele dikatakan pickup bila ia berubah dari posisi belum terhubung pada sumber
daya ke posisi terhubung dengan sumber daya (dengan menutup kontak-kontaknya).
Æ
DROPOUT
OR RESET. Suatu rele dikatakn drop out bila berubah dari posisi terhubung
dengan sumber ke posisi tidak terhubung dengan sumber.
Æ
WAKTU
OPERASI (Operating Time). Lamanya waktu yang berlangsung saat mulai
digunakan besaran dari karakteristik yang seharga dengan nilai pickup dan sampai
saat rele mengoperasikan kontak-kontaknya.
Æ
WAKTU
PENYETELAN (Resetting Time). Yaitu waktu operasi yang diperlukan rele untuk
kembali ke posisi semula sebagai hasil perubahan tiba-tiba dari besaran dari
karakteristik, waktu mulai dihitung dari saat dimana perubahan terjadi.
Æ
KARAKTERISTIK
(rele pada keadaan mantap). Tempat kedudukan pickup atau setelan bila
digambarkan dalam bentuk grafik. Pada beberapa rele dua kurva saling serupa dna
menjadi tempat kedudukan keseimbangan kopel atau kopel nol.
Æ
REINFORCING
RELAY. Rele yang diberikan energy melalui kontak-kontak rele utama dan
kontak-kontak tersebut. Sehingga tidak ada arus beban yang mengalir.
Kontak-kontak seal in biasanya kemampuan arus pengenalnya besar dari pada rele
utamanya.
Æ
SEAL IN
RELAY. Serupa dengan reinforcing relay yang telah dijelaskan diatas,
kecuali tetap terhubung sampai sirkit kumparannya diputus oleh sakelar pada
PMT-nya.
Æ
RELE-RELE
PRIMER (Primary Relay). Rele-rele yang dihubungkan langsung pada sirkit
yang dilindungi.
Æ
RELE-RELE
SEKUNDER (Secondary Relay). Rele yang dihubungkan pada sirkit yang
dilindungi melalui trafo arus dan trafo tegangan.
Æ
RELE
CADANGAN (Backup Relay). Rele yang biasanya bekerja dengan sedikit waktu
tertunda, bila rele normalnya tidak bekerja untuk mentrip sirkit kumparan kerja
PMT-nya.
Æ
KONSISTENSI
(Consistency). Ketelitian relay dalam mengulang kembali karakteristik
listrik dan karakteristik waktunya.
Æ
FLAG OR
TARGET. Suatu peralatan yang dipakai untuk menunjukkan bekerjanya suatu
rele, biasanya berupa per atau kerjanya berdasarkan grafitasy.
Æ
JANGKAUAN
(Reach). Suatu rele jarak bekerja bila impedansi yang dilihat oleh rele
nilainya melebihi suatu nilai tertentu. Impedansi ini atau sebanding dengan
jaraknya dikenal sebagai jangkauan rele.
Æ
DILUAR
JANGKAUAN ATAU DIBAWAH JANGKAUAN (Overreach or Underreach). Kesalahan dalam
pengukuran rele yang dihasilkan oleh kesalahan operasi atau kegagalan
beroperasinya rele.
Æ
RELE
SEKETIKA (Instantaneous Relay). Rele yang operasi dan resetnya tanpa waktu
tunda.
Diberdayakan oleh Blogger.