Posted by : Unknown
17 Jan 2013
Islam telah memberikan penjelasan tentang kesehatan mulai dari manusia itu dilahirkan. Manusia dilahirkan dalam kondisi atau keadaan suci, bersih, fitrah. Perkataan ini menunjukkan bahwa Islam telah menanamkan kebersihan, kesucian, dan kesehatan sejak dini agar tidak ada ketimpangan dalam meniti kehidupan di dunia fana. Akan tetapi, apabila hal tersebut terabaikan, baik oleh diri sendiri atau campur tangan orang lain, maka akan timbul sesuatu yang tidak diinginkan, baik yang merusak dirinya maupun orang lain.
Sakit dan sehat adalah dua hal yang datang silih berganti dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sakit sangat mengganggu ketentraman hidup manusia. Karena itu, mereka selalu berusaha menghindari dari serangannya dan akan terus berusaha mencari kesembuhan.
Pada posting ini kami akan berusaha menyajikan tentang Agama, Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental sebaik mungkin yang kami dapat dari sumber-sumber yang telah kami dapatkan.
Kesehatan merupakan suatu nikmat dari Allah SWT yang sangat berharga yang tiada tara nilainya dan tiada seorangpun menginginkan dirinya dalam keadaan sakit / menderita penyakit. Berbagai cara banyak dilakukan oleh manusia untuk bisa menjaga kesehatannya mulai dari cara tradisional sampai dengan cara yang paling modern pada saat sekarang ini. Banyak sudah penelitian-penelitian dilakukan dan penemuan-penemuan baru diciptakan untuk menjaga kesehatan tubuh dan upaya untuk penyembuhan bagi penderita suatu penyakit agar bisa sembuh dengan segera.
Upaya sudah banyak dilakukan untuk bisa menjaga kesehatan tubuh manusia, disatu sisi penemuan-penemuan banyak membantu dalam proses menjaga kesehatan namun dilain pihak semakin banyak pula manusia mengalami gangguan-gangguan, baik pada fisik maupun mental (kejiwaan) sehingga ia tidak mampu lagi memfungsikan dirinya dengan wajar, yang menyebabkan daya tahan tubuhnya menurun sehingga terkena banyak penyakit, ditambah lagi penyakit-penyakit yang baru ditemukan di abad yang modern ini.
Pergeseran zaman dan kemajuan tekhnologi tidak dapat terelakkan lagi, saat ini penyakit sudah dapat dilihat dan diobati dengan obat-obatan yang bagus dengan menggunakan metode pengolahan canggih, perkembangan ilmu pengetahuan dapat lebih menspesifikkan penyakit-penyakit tersebut. Ada penyakit yang bersumber dari virus, bakteri atau baksil-baksil sehingga untuk mengobatinya membutuhkan obat-obatan medis, tetapi ada juga penyakit yang bersumber dari jiwa atau hati suatu individu, jadi secara fisik individu tersebut tidak terkena virus, bakteri atau baksil-baksil, namun pada kenyataannya individu tersebut sakit. Penyakit tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit hati atau penyakit mental, untuk mengatasi penyakit tersebut diperlukan menejemen hati atau mental yang baik sehingga dapat membentuk kesehatan mental yang berimbas pada kesehatan secara fisik individu tersebut.
Sudahkan penelitian-penelitian yang dilakakukan pada saat ini mencakup kepada kesehatan jiwa atau hanya sebatas pada fisik saja?, Bagaimanakah konsep Islam tentang kesehatan? Hal ini merupakan PR dan tugas besar bagi para individu khususnya para pakar kesehatan, ilmuan, agamawan dan juga para mahasiswa yang sedang mempelajari ilmu kesehatan khususnya jika ditinjau dari studi psikologi islam agar dapat bagaimana menemukan konsep baru tentang kesehatan yang mencakup sehat fisik dan sehat jiwa sehingga terbentuk manusia yang berkwalitas, pintar, cerdas, sehat dan bertaqwa.
Dunia pengobatan semenjak dahulu selalu berjalan seiring dengan kehidupan umat manusia. Karena, sebagai makhluk hidup, manusia amatlah akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan untuk berlepas diri dari segala jenis penyakit itulah yang mendorong manusia untuk membuat upaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari mengkonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah terkomposisikan, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit tertentu, atau sistem pemijatan, pembekaman, hingga operasi pembedahan. Semuanya dilakukan dengan try and error.
Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah kesehatan. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi:
- Kesehatan Fisik
- Kesehatan Mental
- Kesehatan Nutrisi
- Kesehatan Masyarakat
- Kesehatan Lingkungan
A. KESEHATAN FISIK
Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk yang lain. Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tiin : 4). Kesungguhan Allah dalam menciptakan manusia dengan bentuk yang sedemikian bagusnya, telah menjadi keharusan bagi makhluknya untuk selalu menjaga kesehatan fisiknya. Allah melarang manusia membuat kerusakan terhadap apa-apa yang telah diciptakan-NYA. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al-Qasas : 77). Rasa syukur seseorang dapat dituangkan dengan menjaga kesehatan tubuh setiap hari. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan tubuh, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh oleh Allah dan Rosul-NYA, misalnya : mandi, menggosok gigi, memotong kuku, merawat rambut dan janggut, berwudhu dan berkhitan.
Perhatian tentang kesehatan fisik jg dapat dijumpai pada firman Allah yang memerintah kepada Nabi: “Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Q.S. Al Muddatstsir: 4-5) Menariknya, dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi untuk membersihkan pakaian sekaligus bersamaan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama-nama Allah. Dalam salah satu hadits, Nabi pernah bersabda: “Sesungguhnya, badanmu mempunyai hak atas dirimu.” (HR. Al-Bukhari)
Pesan yang bersamaan seperti di atas, juga dijumpai pada ayat lain, misalnya, dalam surat Al-A’raf: 31: “Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan, karena Allah tidak suka kepada orang-orang berlebihan.” (Q.S. Al-A’raf: 31)
Dalam ayat ini, Allah melarang makan dan minum secara berlebihan. Penekanan larangan secara berlebihan terhadap makanan dan minuman dalam mengkonsumsi, bukan saja membuat orang menjadi rakus, yang dalam tingkat tensi tertentu bisa membuat hubungan manusia di tengah masyarkat menjadi tidak harmonis bahkan muncul konflik-konflik horizontal, tetapi juga berdampak pada perut sebagai terminal pengolahan makanan yang mempunyai kapasitas yang terbatas, bahkan tidak jarang mendorong munculnya suatu penyakit. Karena itu, Nabi Muhammad SAW jauh-jauh hari telah mewanti-wanti kepada umat Islam untuk memperhatikan betul tentang kapasitas perut manusia dalam menerima makanan. Dalam hal ini, Nabi memberikan petunjuk seperti disebutkan dalam sabdanya sebagai berikut: “Jika tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra-putri Adam lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra-putri Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga lainnya untuk minumnya, dan sepertiga lagi (sisanya) untuk pernafasan. (H.R. Tirmidzi).
Pesan yang bersamaan seperti di atas, juga dijumpai pada ayat lain, misalnya, dalam surat Al-A’raf: 31: “Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan, karena Allah tidak suka kepada orang-orang berlebihan.” (Q.S. Al-A’raf: 31)
Dalam ayat ini, Allah melarang makan dan minum secara berlebihan. Penekanan larangan secara berlebihan terhadap makanan dan minuman dalam mengkonsumsi, bukan saja membuat orang menjadi rakus, yang dalam tingkat tensi tertentu bisa membuat hubungan manusia di tengah masyarkat menjadi tidak harmonis bahkan muncul konflik-konflik horizontal, tetapi juga berdampak pada perut sebagai terminal pengolahan makanan yang mempunyai kapasitas yang terbatas, bahkan tidak jarang mendorong munculnya suatu penyakit. Karena itu, Nabi Muhammad SAW jauh-jauh hari telah mewanti-wanti kepada umat Islam untuk memperhatikan betul tentang kapasitas perut manusia dalam menerima makanan. Dalam hal ini, Nabi memberikan petunjuk seperti disebutkan dalam sabdanya sebagai berikut: “Jika tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra-putri Adam lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra-putri Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga lainnya untuk minumnya, dan sepertiga lagi (sisanya) untuk pernafasan. (H.R. Tirmidzi).
B. KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental dan jiwa tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik. Sebab, ketika seseorang mengalami sakit secara fisik, terkadang merusak mental dan jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa harus terus ditingkatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT. Berfirman : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d : 28).
Manusia dalam melakukan hubungan dan interaksi dengan lingkungannya baik materiil maupun sosial, semua itu tidak keluar dari tindakan penyesuaian diri atau adjustment. Tetapi apabila seseorang tersebut tidak dapat atau tidak bisa menyesuaikan diri dikatakan kesehatan mentalnya terganggu atau diragukan.
Contoh penyesuaian diri yang wajar tersebut adalah seseorang yang menghindarkan dirinya dari situasi yang membahayakan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri yang tidak wajar misalnya seseorang yang takut terhadap binatang yang biasa seperti kucing, kelinci dan sebangsanya. Dari dua contoh tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa orang yang bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar dikatakan sehat mentalnya dan orang yang tidak bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar, menunjukkan penyimpangan dari kesehatan mentalnya.
Kesehatan mental dan pengembangan kepribadian merupakan satu mata rantai yang berkesinambungan dalam mencapai tujuan pendidikan sebagai salah satu faktor mewujudkan tujuan hidup itu sendiri sebagaimana dikatakan Robert J. Ladge: “Education is life and life is education” dalam arti “pendidikan adalah persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan”, maka pendidikan Islam pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup islami, yang diharapkan tercermin dalam sikap hidup dan ketrampilan hidup orang Islam.(Muhaimin, 2002:39).
Apabila hamba Allah telah berhasil melakukan pendidikan dan pelatihan penyehatan, pengembangan dan pemberdayaan jiwa (mental), maka ia akan dapat mencapai tingkat kejiwaan atau mental yang sempurna, yaitu akan tersingkap:
- Kesempurnaan Jiwa, yaitu integritasnya jiwa muthmainnah (yang tentram), jiwa radhiyah (jiwa yang meridhai), dan jiwa yang mardhiyah (yang diridhai) sehingga memiliki stabilitas emosional yang tinggi dan tidak mudah mengalami stress, depresi dan frustasi.
- Kedua, Kecerdasan Uluhiyah, yaitu kemampuan fitrah seseorang hamba yang shalih untuk melakukan interaksi vertikal dengan Tuhannya.
- Kecerdasan Rububiyah, yaitu kemampuan fithrah seorang hamba yang shalih.
- Kecerdasan Ubudiyah, yaitu kemampuan fitrah seseorang yang shalih dalam mengaplikasikan ibadah dengan tulus tanpa merasa terpaksa dan dipaksa, akan tetapi menjadikan ibadah sebagai kebutuhan yang sangat primer dam merupakan makanan bagi rohani dan jiwanya.
- Kecerdasan Khuluqiyah, ialah kemampuan fitrah seseorang yang shalih dalam berperilaku, bersikap dan berpenampilan terpuji.
Dengan demikian, atas tersingkapnya karakter lima kecerdasan sebagaimana disebutkan di atas, merupakan pengejawan tahan dari wujud kesehatan mental sebagai solusi pengembangan qalbiah itu sendiri. Adapun bentuknya terefleksikan dari struktur kepribadian. Jika struktur dalam kendali kalbu, maka komponen nafsani manusia memiliki potensi positif, yang apabila dikembangkan secara maksimal akan mendatangkan kecerdasan yang teraktualisasikan sebagai kecerdasan qalbiyah yang meliputi: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan beragama. Dari sini insyaallah potensi manusia dalam aktualisasinya sebagai khalifah fil ardy akan mewujudkan sosok insan kamil yang membawa misi rahmatan lil ‘alamin.
Pemahaman Pendidikan Agama Islam bagi Kesehatan Mental Anak
Perkembangan pendidikan bagi anak, pada masa anak terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat. Lingkungan banyak membentuk pengalaman yang bersifat religius, (sesuai dengan ajaran agama) karena semakin banyak unsur agama maka sikap, tindakan dan kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.
Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal maupun yang non formal. Setiap pengalaman yang dilalui anak baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perilaku yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya.
Masa pendidikan di SD merupakan kesempatan pertama yang sangat baik, untuk membina pribadi anak setelah orang tua, sekolah dasar merupakan dasar pembinaan pribadi dan mental anak. Apabila pembinaan pribadi dan mental anak terlaksana dengan baik, maka si anak anak memasuki masa remaja dengan mudah dan pembinaan pribadi dimasa remaja itu tidak akan mengalami kesulitan.
Pendidikan anak di sekolah dasar pun, merupakan dasar pula bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak. Apabila guru agama di SD mampu membina sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja muda dan si anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.
Anak-anak akan bersifat sama sopan dan hormatnya kepada orang lain seperti kita kepada mereka, jika dibesarkan dilingkungan rumah dimana mereka diperlakukan dengan penuh kewibawaan, kebaikan hati dan rasa hormat, akan besar pengaruhnya terhadap cara mereka memperlakukan orang lain. Mereka akan sampai kepada keyakinan bahwa begitulah cara mereka harus memperlakukan orang lain. Mereka juga cenderung memperlakukan kita dengan cara melihat kita memperlakukan orang lain diluar keluarga.
Pendidikan agama islam memberikan hari dan menyucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mental anak-anak dengan kelakuan yang baik-baik dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan yang mulia. Karena pendidikan agama islam memelihara anak-anak supaya melalui jalan yang lurus dan tidak menuruti hawa nafsu yang menyebabkan nantinya jatuh ke lembah kehinaan dan kerusakan serta merusak kesehatan mental anak.
Pendidikan agama islam mempunyai kedudukan tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama islam menjamin untuk memperbaiki akhlak dan kesehatan mental anak serta mengangkat mereka ke derajat yang lebih tinggi serta berbahagia di dunia dan tenang kehidupannya.
Adapun cara untuk menjaga kesehatan mental anak melalui pendidikan agama islam antara lain :
- Menanamkan Rasa Keagamaan terhadap Anak. Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang agama, agar anak dapat mengenal lebih dekat kepada sang pemberi petunjuk yaitu Allah Swt. Agar apabila suatu saat seorang anak mengalami atau mendapatkan masalah dalam hidupnya tidak timbul frustasi pada anak tersebut yang dapat menimbulkan gangguan jiwa dan kesehatan mental pada anak tersebut dengan pengenalan agama lebih dekat.
- Membimbing dan Mengarahkan Perkembangan Jiwa Anak Melalui Pendidikan Agama Islam. Membimbing dan mengarahkan perkembangan jiwa anak dapat diusahakan melalui pembentukan pribadi dengan pengalaman keagamaan terhadap diri anak baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun masyarakat, lingkungan yang banyak membentuk pengajaran yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama islam). Akan membentuk pribadi, tindakan dan kelakuan serta caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama yang kesemuanya itu mengacu pada perkembangan jiwa dan pembentukan mental yang sehat dalam diri si anak.
- Menanamkan Etika Yang Baik Terhadap Diri Anak Berdasarkan Norma-Norma Keagamaan. Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari umur 0 – 12 tahun.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan psikologi dan agama si anak. Oleh karena itu pada masa ini orang tua harus ekstra ketat dalam mendidik anaknya misalnya kita membiasakan anak untuk menggunakan tangan kanan dalam mengambil, memberi, makan dan minum, menulis, menerima tamu dan mengajarkannya untuk selalu memulai pekerjaan dengan membaca Basmalah serta harus diakhiri dengan membaca Hamdalah.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih”. Berangkat dari petikan satu ayat tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa Islam mempunyai kesungguhan dalam masalah kesehatan. Kesungguhan ini tercermin dari kecintaan Allah kepada orang yang bertobat (al-tawwabin) dan orang yang bersih (mutathahhirin). Dari taubat menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriyah menghasilkan kesehatan fisik. Dengan demikian, setidaknya, ada dua kesehatan yang ditekankan ajaran Islam, yaitu kesehatan mental dan kesehatan fisik. Kesehatan mental tercermin dalam kata al-tawwabin dan kesehatan fisik tercermin dalam kata al-mutathahhirin.
Dua kesehatan ini akan banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Bahkan dalam beberapa ayat, ditemukan kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental. Ini membuktikan bahwa Islam mempunyai perhatian yang serius terhadap kesehatan. Kesehatan mental mempunyai posisi penting dalam pergaulan manusia. Dari kesehatan mental yang dimiliki setiap individu pada setiap manusia maka akan muncul masyarakat yang sehat. Dengan cara demikian, kenyamanan kehidupan akan bisa dinikmati secara bersama.
Dua kesehatan ini akan banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Bahkan dalam beberapa ayat, ditemukan kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental. Ini membuktikan bahwa Islam mempunyai perhatian yang serius terhadap kesehatan. Kesehatan mental mempunyai posisi penting dalam pergaulan manusia. Dari kesehatan mental yang dimiliki setiap individu pada setiap manusia maka akan muncul masyarakat yang sehat. Dengan cara demikian, kenyamanan kehidupan akan bisa dinikmati secara bersama.
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
-
▼
2013
(164)
-
▼
Januari
(41)
- Cara Mudah Membuat Back to Top di Blog
- Cara Ampuh Membuat Link Warna-warni di Blog
- Sebab Rasulullah Melarang Kencing Berdiri
- Ukuran Lapangan Bola Kaki | Bola Volly | Futsal | ...
- Biaya Pembuatan Lapangan Futsal
- Peraturan Futsal FIFA
- Cara Ampuh Membuat Kotak Komentar Facebook di Blog
- Cara Ampuh Mengganti Kursor di Blog
- Rasulullah Merindukan Umat Akhir Zaman
- JENIS-JENIS CINTA DALAM AL-QUR'AN
- RASA SAKIT KETIKA SAKARATUL MAUT MENJEMPUT
- Istilah-istilah dalam Blog
- Proses Diciptakannya Nabi Adam AS
- Kisah Allah Menciptakan Malaikat Jibril
- Wahyu Terakhir Kepada Rasulullah SAW
- Emoticon BB Terbaru
- Integral
- Integral Trigonometri
- Aplikasi Turunan Maksimum dan Minimum
- [SUBHANALLAH] ULAMA SAINTIS YAMAN INI BERHASIL MEN...
- RAHASIA WAJAH BERSERI
- KONSEP DASAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
- Meningkatkan Kompetensi Belajar
- Muslim Dan Fenomena Globalisasi
- Memelihara Kesehatan Fisik dan Mental Dalam Islam
- Lingkungan Sehat Menurut Ajaran Islam
- Hidup Sukses Dalam Pandangan Islam
- IPTEK Dalam Pandangan Islam
- Perlunya Penguasaan IPTEK Bagi Umat Islam
- 7 Etos Kerja Muslim
- 25 Ciri Etos Kerja Muslim
- PIKIRAN NEGATIF TERNYATA TIDAK BAIK BAGI KESEHATAN
- Memasukkan rumus / fungsi pada acces
- Future Value (Fv) dan Present Value (Pv)
- PENGUCAPAN "ALLAH" DAN KESEHATAN
- Ternyata kehancuran gedung WTC sudah tertulis dala...
- Keajaiban Sujud Dalam Shalat
- KHASIAT LUAR BIASA BUAH SEMANGKA
- KHASIAT BAWANG PUTIH
- Mandi sebelum Subuh dapat menyehatkan badan
- MANFAAT JAHE BAGI KESEHATAN
-
▼
Januari
(41)
Posting Komentar