Archive for September 2013
Memanfaatkan transistor
sebagai saklar berarti kita mengoperasikan transistor pada titik sumbat (cut-off) untuk saklar terbuka (open switch) dan pada titik jenuh (saturation) untuk saklar tertutup (close switch), tetapi tidak pada daerah
aktif. Untuk mengetahui operasi transistor ini, Perhatikan Gambar berikut!
Rangkaian saklar
transistor
Garis beban dc
transistor (sumber : elektronika-dasar.web.id)
Berdasar Gambar
Tersebut, kita dapat mengoperasikan transistor pada keadaan tertutup atau pada
keadaan terbuka. Untuk mengoperasikan transistor pada keadaan tertutup maka
arus basis (Ib) harus sama dengan arus basis saturation (Ib(sat)). Untuk menentukan
arus basis dipakai rumus:
Ib = (Vin –
Vbe)/Rb (1.1)
Jika arus basis
(Ib) lebih besar dari arus basis saturation (Ib(sat)), maka transistor tetap
pada titik jenuh karena arus kolektor tidak dapat bertambah. Untuk mengoperasikan
transistor pada keadaan terbuka maka arus basis paling kecil harus sama dengan
nol,
Ib = 0 (1.2)
Dari persamaan 1.1
berarti kita menentukan kerja transistor untuk kondisi tertutup dan dari
persamaan 1.2 kita menentukan kerja transistor untuk kondisi terbuka. Kondisis
tertutup, yaitu antara kolektor dan emitor terjadi hubung singkat, sedangkan
kondisi terbuka yaitu antara kolektor dan emitor tidak terjadi hubungan
singkat. Untuk mencari saklar transistor kita perlu memperhatikan aturan
perancangan, yaitu kejenuhan lunak (soft
saturation) dan kejenuhan keras (hard
saturation).
Kejenuhan lunak
adalah mengoperasikan transistor pada titik hampir jenuh. Kondisi ini berarti
arus basis hanya cukup untuk mengoperasikan transistor pada titik atas dari
garis beban dc. Dalam operasi transistor sebagai saklar, kejenuhan lunak tidak
dianjurkan.
Kejenuhan keras
adalah mengoperasikan transistor pada titik jenuh dimana arus basis cukup untuk
mengoperasikan transistor pada titik jenuh dari semua harga βdc.
Harga βdc adalah:
Βdc
= Ic/Ib
Pedoman
perancangan dari kejenuhan keras yaitu dengan perbandingan arus kolektor dan
arus basis. Perbandingan tersebut adalah 10:1, perbandingan ini karena hampir
semua transistor silicon sinyal kecil mempunyai βdc lebih
besar dari 10.
Pustaka:
Mukammad Muhsin, Elektronika Digital, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2004
Jaringan computer adalah
himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer autonomous
atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Bila sebuah computer dapat
membuat computer lainnya restart, shutdown, atau melakukan control lainnya,
maka computer-komputer tersebut bukan autonomous
(tidak melakukan control terhadap computer
lain dengan akses penuh).
Dua unit computer dikatakan
terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi
resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan (hardisk,
floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio, maupun video
bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna computer
dalam jaringan computer dapat saling bertukar file/data, mencetak pada printer
yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringansecara
bersama-sama.
Tipa computer,
printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node.
Sebuah jaringan computer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit computer atau
lebih, dapat berjumlah puluhan computer, ribuan, atau bahkan jutaan node saling
terhubung satu sama lain.
Di dalam jaringan computer
dikenal system antarnode (computer), yakni:
1.
Peer to Peer
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah
jaringan computer yang terdiri dari beberapa computer (biasanya tidak lebih
dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Untuk pengguanaan khusus, seperti
laboratorium computer, riset, dan beberapa hal lain, maka model peer to peer
ini bisa saja dikembangkan untuk koneksi lebih dari 10 hingga 100 komputer.
Peer to peer adalah suatu model di mana setiap PC dapat
memakai resource pada PC lain atau memberikan resource nya untuk dipakai PC
lain. Dengan kata lain dapat berfungsi sebagai client maupun server apada
periode yang sama. Metode peer to peer ini pada system Windows dikenal sebagai
Workgroup, dimana tiap-tiap computer dalam satu jaringan dikelompokan dalam
satu kelompok kerja.
Misalnya terdapat beberapa unit computer dalam satu
departemen yang diberi nama group sesuai dengan departemen yang bersangkutan. Masing-masing
computer diberi alamat IP dari satu kelas IP yang sama agar bisa saling sharing
untuk bertukar data atau resource yang dimiliki computer masing-masing, seperti
printer, cdrom, file, dan lain-lain.
Sumber: tukshareaja.wordpress.com
2.
Client – Server
Selainpada jaringan local, system ini juga diterapkan
dengan teknologi internet dimana ada suatu unit computer yang berfungsi sebagai
server yang hanya memberikan layanan bagi computer lain, dan client juga hanya
meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client
dengan melakukan login terlebih dahulu ke server yang dituju.
Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan
server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Alikasi yang
dijalankan pada sisi client bisa saja merupakan resource yang tersedia di
server atau aplikasi yang di install di sisi client namun hanya bisa dijalankan
setelah terkoneksi ke server.
Jenis layanan Client-Server antara lain:
1) File Server : memberikan layanan fungsi
pengelolaan file.
2) Print Server : memberikan layanan
fungsi percetakan.
3) Database Server : proses-proses
fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini dan stasiun lain dapat
minta pelayanan.
4) DIP (Document
Information Processing) : memberikan pelayanan fungsi penyimpanan,
manajemen, dan pengambilan data.
Model Client-Server dengan sebuah
server yang berfungsi umum(sumber: defri-network.blogspot.com)
Model Client-Server dengan dedicated server(sumber:
defri-network.blogspot.com)
Daftar Pustaka:
Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan Komputer, Penerbit
ANDI, Yogyakarta
Adaptor
merupakan salah satu peralatan elektronika yang sangat kita butuhkan dalam
rangkaian TV, radio, HP, dan lain-lain. Adaptor adalah sebuah piranti yang
dapat megubah tegangan listrik sumber menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan
oleh suatu piranti. Adaptor bermanfaat untuk mengubah arus listrik AC tegangan
tinggi (220 V) menjadi arus listrik DC tegangan rendah (biasanya kurang dari
atau sama dengan 24 volt), pada radio, computer, charger baterai (handphone,
laptop, dan sebagainya). Skema blok system adaptor digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1 Fungsi adaptor: mengubah level tegangan dan
arus
Adaptor menerima
input berupa tegangan AC 220 volt, kemudian mengeluarkan output 12 volt DC.
Mula-mula tegangan AC sebesar 220 V diturunkan menjadi 13-15 V AC, kemudian
diserahkan menjadi bentuk sinus. Oleh karena itu, untuk memperoleh gelombang
yang rata, maka digunakan rangkaian perata tegangan. Supaya lebih jelas,
perhatikanlah skema blok berikut ini:
Gambar 2 Skema
pengubahan tegangan dalam adaptor
Masing-masing
blok memiliki fungsi spesifik seperti yang telah dijelaskan. Dalam realisasinya,
sebagai penurun tegangan dipakai transformator, penyearah arus oleh rangkaian diode,
dan perata tegangan berupa kapasitor dan inductor (Gambar 3). Semakin besar
nilai kapasitor, umumnya perataan semakin baik.
Skema Rangkaian
Adaptor
Penjelasan
tersebut menggambarkan bagaimana kita merealisasikan suatu peranti sederhana
yang memiliki fungsi tertentu. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.
Mendefinisikan fungsi system.
2.
Menggambarkan system sebagai blok yang memiliki input
dan output spesifik.
3.
Membuat detail system tersebut dalam beberapa subsistem
yang masing-masing memiliki fungsi spesifik.
4.
Merealisasikan subsistem tersebut dengan suatu device yang dapat kita gunakan.
Widodo,
Sigit, Elektronika Digital dan
Mikroprosesor, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2008.
Secara umum otomasi dapat dibedakan dalam 4 kategori, yaitu :
Otomasi tetap: mesin otomatis dibuat hanya untuk satu keperluan produksi saja, tidak dapat digunakan untuk produk lain. Sesuai untuk produksi massal dengan kecepatan tinggi. Investasi yang dikeluarkan pertama kali biasanya tinggi, namun biaya operasionalnya relatif rendah.
Otomasi semi tetap: mesin dibuat untuk memproduksi atau menangani satu macam produk atau tugas, namun dalam beberapa parameter (ukuran, bentuk, bagian produk) dapat diatur secara terbatas. Investasi awal termasuk dalam kategori ini.
Otomasi fleksibel: perangkat mesin yang dibuat dapat digunakan untuk berbagai produk, sistem otomasi lebih bersifat menyeluruh, bagian-bagian produk dapat diproduksi pada waktu yang bersamaan dalam sistem otomasi ini. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya FMS (Flexible Automation System) dan CIM (Computer Integrated Manufacturing). Robot adalah salah satu pendukung dalan kelompok otomasi ini.
Dalam foto di atas sebuah robot tangan yang masuk kategori CIM. Program dapat dengan mudah di buat dan diubah melalui komputer ataupun laptop dengan software tertentu. Foto ini eksklusif saya ambil di JCC Senayan Jakarta saat Indonesia menjadi tuan rumah pada event akbar ASC (ASEAN Skill Competition) 2012.
Diberdayakan oleh Blogger.