1.
Sebutkan dan
jelaskan komponen utama system proteksi?
- · Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).
- · Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer besaran listrik primer dari sistem yang diamankan ke relai (besaran listrik sekunder).
- · Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
- · Batere beserta alat pengisi (batere charger) sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya relai, peralatan bantu triping.
- · Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sisrkit sekunder (arus dan/atau tegangan), sirkit triping dan sirkit peralatan bantu.
2.
Sebutkan dan
jelaskan syarat-syarat system proteksi?
- · Cepat Bereaksi => Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan atau kerja abnormal.
- · Peka/Sensitif => Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus cukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya meskipun gangguan tersebut minimum.
- · Selektif => pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin , yaitu seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan pengamanannya .
- · Dapat diandalkan => bila pada suatu saat terjadi gangguan yang mengharuskan relai bekerja, maka relai tidak boleh gagal bekerja walaupun berbulan-bulan atau bertahun-tahun tidak ada gangguan.
- · Ekonomis => Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi mempunyai kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.
- · Sederhana => Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang sederhana dan fleksibel.
3.
Sebutkan fungsi
system proteksi?
- · Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.
- · Memperkecil bahaya bagi manusia
- · Merasakan mengukur dan menentukan bagian system yang terganggu serta memisahkan secepatnya sehinggasistem lainnya yang tidak terganggu dapat beroperasi secara normal.
- · Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation)
- · Melepaskan bagian system yang terganggu (fault clearing)
- · Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian system yang diamankannya. (fault detection)
- · Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian system yang lain yang tidak terganggu didalam system tersebut disamping itu mencegah meluasnya gangguan.
4.
Apa yang anda
ketahui tentang relay utama dan relay cadangan?
- · Relay Utama => relay utama adalah relay yang pertama-tama bekerja jika ada gangguan pada daerah pengamanannya
- · Relay Cadangan => pengaman cadangan baru diharapkan bekerja bila pengaman utama gagal , sehingga pengaman cadangan selalu diberi tunda waktu .
5.
Kapan relay
proteksi mulai bekerja?
Relay proteksi bekerja jika relay proteksi memperoleh besaran yang
melebihi setting ambang-batas peralatan proteksi.
6.
Sebutkan jenis-jenis
relay proteksi?
- · Rele arus lebih
- · Rele arus hubung tanah
- · Rele beban lebih
- · Rele tangki tanah
- · Rele ganggauan tanah terbatas (Restricted Earth Fault)
- · Rele suhu
- · Rele Bucholz
- · Rele Jansen
- · Rele tekanan lebih
- · Rele suhu
- · Lightning arrester
- · Relle differensial
7.
Relay apa
yang bekerja jika terjadi perbedaan
arus?
Relai
Differensial
8.
Relay apa
yang bekerja jika terjadi kelebihan arus?
Relai Arus
Lebih (Over Current Relay)
9.
Relay apa
yang dipakai pada saluran transmisi?
Relai jarak
10.
Kenapa relay
proteksi dapat gagal bekerja?
- · Hilangnya suplai daya pada rele proteksi
- · Kegagalan pada rele proteksi tersebut
- · Kegagalan pada pemutus / circuit breaker untuk melepas beban.
- · Kesalahan pada sistem pengkabelan eksternal rele
- · Kegagalan pada trafo arus atau tegangan.
- · Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya.
- · Setelan (seting) relenya tidak benar(kurang sensitif atau kurang cepat).
- · Baterenya lemah atau kegagaLan sistem DC suply sehingga tidak mampu mengetripkan PMT-nya.
- · Hubungan kotak kurang baik pada sirkit tripping atau terputus.
- · Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor, karat, patah atau meleset.
- · Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan pemutusannya telah menurun, atau karena ada kerusakan.
- · Kekurang sempurnaan rangkaian sistem proteksi antara lain adanya hubungan kontak yang kurang baik.
- · Kegagalan saluran komunikasi tele proteksi.
- · Trafo arus terlalu jenuh.
PERCOBAAN III
PRAKTIKUM PENYEARAH GELOMBANG MENGGUNAKAN
CENTER TAPPED (CT)
I.
Tujuan
Setelah
melaksanakan percobaan ini,anda diharapkan dapat:
1.
Memahami
prinsip kerja penyearah gelombang penuh.
2.
Memahami
pengaruh kapasitor penghalus.
3. Membandingkan penyearah
gelombang penuh dengan penyearah setengah gelombang.
II.
Pendahuluan
Pada bagian yang lalu telah
dibahas sifat-sifat penyearah setengah gelombang. Dengan mengggunakan 4 buah
dioda yang disusun dengan cara tertentu akan diperoleh penyearah gelombang penuh. Penyearah
gelombang penuh ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan penyearah seteengah gelombang. Karena itu bagian ini
akan dibahas sifat-sifat penyearah gelombang menggunakan center tapped (CT ) dan
istilah-istilah yang berhubungan dengannya.
III.
Peralatan
Utama : Papan plug-in
Sumber tegangan AC CT 2 dioda 1N4002
Penghambat 1k Ω
Kapasitor 1uF/35V dan 10uF/35V
Pendukung : Multimeter
digital
Osiloskop
IV.
Langkah
kerja
1.
Proses
penyearahaan gelombang menggunakan
center tapped
a.
Siapkan
papan plug-in sumer tegangan AC, dua
buah diode 1N4002, penghambat 1kΩ, multimeter digital dan osiloskop.
b. Dengan keadaan sumber
tegangan AC mati, rangkaian Gambar
3.1 pada papan plug-in.
Gambar 3.1
c.
Hidupkan
sumber tegangan AC .
d. Dengan menggunakan
multimeter digital yang diatur untuk pengukuran AC, ukur tegangan pada titik A,
kemudian isikan hasilnya pada Tabel 3.1
Hasil
pengukuran multimeter
|
Hasil
pengukuran osiloskop
|
|||
Pengukuran
x akar 2
|
Pengukuran
x phi
|
pengukuran
|
Nilai
puncak
|
|
VA(Volt)
|
-
|
|||
VB(Volt)
|
-
|
e. Dengan
pengukuran multimeter digital yang
diatur pada pengukuran DC ukur tegangan dititik B, kemudian isikan
hasilnya pada Tabel 3.1.
f. Dengan menggunakan
osiloskop yang diatur pada pengukuran DC, hubungkan Ch. 1 ke titik A dan Ch. 2 ke titik B. Tempatkan pembacaan
Ch. 1 pada bagian atas tampilan osiloskop dan Ch. 2 pada bagian bawah. Sket gambar yang tampak pada Grafik 1
dan isikan hasil pengamatan pada Tabel
3.1.
......V/Div
......S/Div
......V/Div
g.
Matikan
sumber tegangan AC.
a.
Lengkapi
Tabel 3.1.
b.
Terlihat
dari pengamatan bahwa bagian negative sinyal AC diubah menjadi positif,
sedangkan bagian positif tetap ada.
2.
Pengaruh
kapasitor penghalus
a. Siapkan kapasitor tantalum 1uF/35v, kapasitor elektrolit 10uF/35v, dan penghambat 4k7Ω.
b.
Dengan
masih menggunakan rangkaian seperti Gambar 3.1, tambahkan kapasitor pada bagian
rangkaian seperti yang dinyatakan dengan garis putus-putus.
c.
Hubungkan
multimeter yang telah diatur pada pengukuran DC dengan titik B.
d. Hidupkan sumber tegangan
AC dan sket sinyal yang tampak pada osiloskop pada Grafik 3.2
.....S/Div
......V/Div
e. Lihat hasil pengukuran
multimeter dan isikan pada table 3.2
Tabel 3.2
No
|
Kapasitor
(uF)
|
Hambatan
(Ω)
|
Pengukuran Osiloskop
|
Pengukuran Multimeter
|
Vr puncak –puncak (Volt)
|
Tegangan Rata- Rata(DC)(Volt)
|
|||
1
|
||||
2
|
||||
3
|
||||
4
|
Terlihat pada hasil pengukuran
bahwa dengan menggunakn kapasitorhasil penyearah mendekati sinyal DC. Tampak
masih terdapat sisa-sisa gelombang pada titik B. Sinyal ini disebut riak
(ripple) dan dinyatakan besarnya oleh tegangan riak (Vr). untuk
mengukur besarnya tegangan riak tersebut maka dlakukan prosedur percobaan
tersebut.
f.
Atur
pengukuran untuk Ch.2 osiloskop pada pembacaan AC.
g.
Ukur
tegangan puncak ke puncak riak titik B dan isikan hasilnya pada table 3.2.
h.
Matikan
sumber tegangan AC.
i. Tukar kapasitor 1uF/25v dengan kapasitor 10uF/16v.
j.
Lihat
hasil pengukuran titik b osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat
hasilnya pada table 3.2.
k.
Matikan
sumber tegangan AC
l.
Tukar
penghambat 1kΩ dengan penghambat 4k7Ω
m.
Lihat
hasil pengukuran titik B pada osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat
hasilnya pada Tabel 3.2.
n.
Matikan
sumber tagangan AC.
o.
Lepaskan
penghambat 4k7Ω.
p.
Lihat
hasil pengukuran titik B pada osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat
hasilnya pada Gambar
3.2.
q.
Ubah
pengaturan Ch 2 osiloskop menjadi pengukuran DC. Tempatkan Ch 1 pada bagian
atas tampilan osiloskop dan Ch 2 dibawahnya.
r.
Sket
gambar yang tampak pada osiloskop pada Grafik
3.3.
......S/Div
......V/Div
V.
Tugas
Buatlah kesimpulan dari
hasil percobaan diatas?
Diberdayakan oleh Blogger.