Soal Kuis Sistem Tenaga Listrik (STL)

22 Des 2013
Posted by Unknown
Tag :


1.      Sebutkan dan jelaskan komponen utama system proteksi?
  • ·    Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya   memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).
  • ·    Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer besaran listrik primer dari sistem yang diamankan ke relai (besaran listrik sekunder).
  • ·     Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
  • ·     Batere beserta alat pengisi (batere charger) sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya relai, peralatan bantu triping.
  • ·   Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sisrkit sekunder (arus dan/atau tegangan), sirkit triping dan sirkit peralatan bantu.


2.      Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat system proteksi?
  • ·     Cepat Bereaksi => Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan atau kerja abnormal.
  • ·    Peka/Sensitif => Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus cukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya meskipun gangguan tersebut minimum.
  • ·        Selektif => pengaman  harus  dapat  memisahkan  bagian sistem  yang  terganggu sekecil  mungkin , yaitu  seksi  yang  terganggu  saja  yang menjadi  kawasan  pengamanannya .
  • ·   Dapat diandalkan => bila pada suatu saat terjadi gangguan yang mengharuskan relai bekerja, maka relai tidak boleh gagal bekerja walaupun berbulan-bulan atau bertahun-tahun tidak ada gangguan.
  • ·      Ekonomis => Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi mempunyai kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.
  • ·      Sederhana => Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang sederhana dan fleksibel.


3.      Sebutkan fungsi system proteksi?
  • ·         Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.
  • ·         Memperkecil bahaya bagi manusia
  • ·         Merasakan mengukur dan menentukan bagian system yang terganggu serta memisahkan secepatnya sehinggasistem lainnya yang tidak terganggu dapat beroperasi secara normal.
  • ·         Memberitahu operator adanya gangguan dan lokasinya (announciation)
  • ·         Melepaskan bagian system yang terganggu (fault clearing)
  • ·         Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian system yang diamankannya. (fault detection)
  • ·         Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian system yang lain yang tidak terganggu didalam system tersebut disamping itu mencegah meluasnya gangguan.


4.      Apa yang anda ketahui tentang relay utama dan relay cadangan?
  • ·         Relay Utama => relay utama adalah relay yang pertama-tama bekerja jika ada gangguan pada daerah pengamanannya
  • ·      Relay Cadangan => pengaman  cadangan  baru  diharapkan  bekerja  bila  pengaman  utama  gagal , sehingga  pengaman  cadangan  selalu  diberi  tunda  waktu .


5.      Kapan relay proteksi mulai bekerja?
Relay proteksi bekerja jika relay proteksi memperoleh besaran yang melebihi setting ambang-batas peralatan proteksi.

6.      Sebutkan jenis-jenis relay proteksi?
  • ·         Rele arus lebih
  • ·         Rele arus hubung tanah
  • ·         Rele beban lebih
  • ·         Rele tangki tanah
  • ·         Rele ganggauan tanah terbatas (Restricted Earth Fault)
  • ·         Rele suhu
  • ·         Rele Bucholz
  • ·         Rele Jansen
  • ·         Rele tekanan lebih
  • ·         Rele suhu
  • ·         Lightning arrester
  • ·         Relle differensial


7.      Relay apa yang bekerja jika terjadi  perbedaan arus?
Relai Differensial

8.      Relay apa yang bekerja jika terjadi kelebihan arus?
Relai Arus Lebih (Over Current Relay)

9.      Relay apa yang dipakai pada saluran transmisi?
Relai jarak

10.  Kenapa relay proteksi dapat gagal bekerja?


  • · Hilangnya suplai daya pada rele proteksi
  • · Kegagalan pada rele proteksi tersebut
  • · Kegagalan pada pemutus / circuit breaker untuk melepas beban.
  • · Kesalahan pada sistem pengkabelan eksternal rele
  • · Kegagalan pada trafo arus atau tegangan.
  • · Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya. 
  • · Setelan (seting) relenya tidak benar(kurang sensitif atau kurang cepat). 
  • · Baterenya lemah atau kegagaLan sistem DC suply sehingga tidak mampu mengetripkan PMT-nya. 
  • · Hubungan kotak kurang baik pada sirkit tripping atau terputus. 
  • · Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor, karat, patah atau meleset. 
  • · Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan pemutusannya telah menurun, atau karena ada kerusakan. 
  • · Kekurang sempurnaan rangkaian sistem proteksi antara lain adanya hubungan kontak yang kurang baik. 
  • · Kegagalan saluran komunikasi tele proteksi. 
  • · Trafo arus terlalu jenuh.


PERCOBAAN III
PRAKTIKUM PENYEARAH GELOMBANG MENGGUNAKAN
CENTER TAPPED (CT)

  I.            Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini,anda diharapkan dapat:
1.      Memahami prinsip kerja penyearah gelombang penuh.
2.      Memahami pengaruh kapasitor penghalus.
3.      Membandingkan penyearah gelombang penuh dengan penyearah setengah gelombang.

II.            Pendahuluan
Pada bagian yang lalu telah dibahas sifat-sifat penyearah setengah gelombang. Dengan mengggunakan 4 buah dioda yang disusun dengan cara tertentu akan diperoleh penyearah gelombang penuh. Penyearah gelombang penuh ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan penyearah seteengah gelombang. Karena itu bagian ini akan dibahas sifat-sifat penyearah gelombang menggunakan center tapped (CT ) dan istilah-istilah yang berhubungan dengannya.

III.          Peralatan
Utama                : Papan plug-in
                            Sumber  tegangan AC CT 2 dioda 1N4002
                            Penghambat 1k Ω
                          Kapasitor 1uF/35V dan 10uF/35V
Pendukung         : Multimeter digital
                           Osiloskop

IV.          Langkah kerja
1.      Proses penyearahaan  gelombang menggunakan center tapped
a.      Siapkan papan plug-in sumer tegangan  AC, dua buah diode 1N4002, penghambat 1kΩ, multimeter digital dan osiloskop.
b.     Dengan keadaan sumber tegangan AC mati, rangkaian Gambar 3.1 pada papan plug-in.

Gambar 3.1

c.      Hidupkan sumber tegangan AC .
d.     Dengan menggunakan multimeter digital yang diatur untuk pengukuran AC, ukur tegangan pada titik A, kemudian isikan hasilnya pada Tabel 3.1


Hasil pengukuran multimeter
Hasil pengukuran osiloskop

Pengukuran x akar 2
Pengukuran  x phi
pengukuran
Nilai puncak
VA(Volt)

-


VB(Volt)
-




e.     Dengan pengukuran multimeter  digital yang diatur pada pengukuran DC ukur tegangan dititik B, kemudian isikan hasilnya pada Tabel 3.1.
f.      Dengan menggunakan osiloskop yang diatur pada pengukuran DC, hubungkan Ch. 1 ke titik A dan Ch. 2 ke titik B. Tempatkan pembacaan Ch. 1 pada bagian atas tampilan osiloskop dan Ch. 2 pada bagian bawah. Sket gambar yang tampak pada Grafik 1 dan isikan hasil pengamatan pada Tabel 3.1.

  ......V/Div


......S/Div


......V/Div


g.      Matikan sumber tegangan AC.
a.       Lengkapi Tabel 3.1.
b.      Terlihat dari pengamatan bahwa bagian negative sinyal AC diubah menjadi positif, sedangkan bagian positif tetap ada.
2.      Pengaruh kapasitor penghalus
       a.       Siapkan kapasitor tantalum 1uF/35v, kapasitor elektrolit 10uF/35v, dan penghambat 4k7Ω.
b.      Dengan masih menggunakan rangkaian seperti Gambar 3.1, tambahkan kapasitor pada bagian rangkaian seperti yang dinyatakan dengan garis putus-putus.
c.       Hubungkan multimeter yang telah diatur pada pengukuran DC dengan titik B.
d.      Hidupkan sumber tegangan AC dan sket sinyal yang tampak pada osiloskop pada Grafik 3.2

.....V/Div


.....S/Div


......V/Div

                
e.       Lihat hasil pengukuran multimeter dan isikan pada table 3.2

Tabel 3.2
No
Kapasitor
(uF)
Hambatan
(Ω)
Pengukuran Osiloskop
Pengukuran Multimeter
Vr puncak –puncak (Volt)
Tegangan Rata- Rata(DC)(Volt)
1




2




3




4





   Terlihat pada hasil pengukuran bahwa dengan menggunakn kapasitorhasil penyearah mendekati sinyal DC. Tampak masih terdapat sisa-sisa gelombang pada titik B. Sinyal ini disebut riak (ripple) dan dinyatakan besarnya oleh tegangan riak (Vr). untuk mengukur besarnya tegangan riak tersebut maka dlakukan prosedur percobaan tersebut.
f.       Atur pengukuran untuk Ch.2 osiloskop pada pembacaan AC.
g.       Ukur tegangan puncak ke puncak riak titik B dan isikan hasilnya pada table 3.2.
h.      Matikan sumber tegangan AC.
i.        Tukar kapasitor 1uF/25v dengan kapasitor 10uF/16v.
j.        Lihat hasil pengukuran titik b osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat hasilnya pada table 3.2.
k.      Matikan sumber tegangan AC
l.        Tukar penghambat 1kΩ dengan penghambat 4k7Ω
m.    Lihat hasil pengukuran titik B pada osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat hasilnya pada Tabel 3.2.
n.      Matikan sumber tagangan AC.
o.      Lepaskan penghambat 4k7Ω.
p.      Lihat hasil pengukuran titik B pada osiloskop dan multimeter digital, kemudian catat hasilnya pada Gambar 3.2.
q.      Ubah pengaturan Ch 2 osiloskop menjadi pengukuran DC. Tempatkan Ch 1 pada bagian atas tampilan osiloskop dan Ch 2 dibawahnya.
r.        Sket gambar yang tampak pada osiloskop pada Grafik 3.3.

......V/Div


......S/Div


......V/Div


V.            Tugas
Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas?
Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Labels

Blogger templates

Follow Me !

Pengikut

- Copyright © MEKA TRONIKA -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -