Posted by : Unknown
3 Nov 2013
“Sungguh, Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS Thaha, 20:
14)
Shalat adalah hadiah terindah
dari Allah kepada orang-orang beriman. Demikian istimewanya sehingga untuk
menyampaikan perintah shalat fardu, Allah SWT mengundang langsung Rasulullah
SAW ke langit. Hal ini berbeda dengan perintah-perintah lainnya, semisal
perintah zakat, saum Ramadhan, dan ibadah haji. Semua perintah ini diturunkan
Allah SWT lewat perantara Malaikat Jibril. Maka dari itu, jangan heran apabila
ada banyak keistimewaan dari shalat yang tidak terbantahkan lagi kesahihannya,
di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, shalat adalah tiang agama. Rasulullah SAW mengatakan bahwa
shalat itu tiang agama (Islam). Siapa yang mendirikan shalat, sama artinya
dengan mendirikan bangunan agamanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan (serta
menyia-nyiakan) shalat, sama artinya dengan merubuhkan bangunan agamanya. Itu pula
sebabnya kehancuran umat akan benar-benar terjadi ketika orang-orang yang
mengaku muslim sudah berani meninggalkan shalat tanpa alas an yang dibenarkan.
Kedua, shalat adalah amalan pertama yang diperinyahkan Allah SWT
kepada Rasulullah SAW tidak lama setelah beliau diangkat menjadi rasul.
“Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada
malam hari kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu,
atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Qur’an itu dengan
perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan perkataan yang berat
kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan ddi
waktu itu) lebih berkesan.” (QS Al Muzzammil: 1-6)
Sebenarnya, sebelum disyariatkan
kepada Rasulullah SAW, para nabi dan rasul sebelumnya pun sudah menjalakan
shalat waaupun mungkin caranya tidak sama.
Ketiga, shalat adalah sarana menggugurkan dosa-dosa. Dari riwayat
Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah
kalian sekiranya ada sungai di depan pintu (rumah) salah seorang di antara
kalian lali dia mandi di dalamnya setiap lima kali, apakah masih ada yang
tersisa dari kotorannya?”
Mereka menjawab, “Tidak ada yang tersisa sama sekali.”
Nabi SAW bersabda, “Yang demikian itu adalah perumpamaan shalat
lima (waktu). Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya.” (HR Al Bukhari,
Muslim, At Tarmidzi, An Nasa’I, dan Ibnu Majah)
Keempat, shalat adlah amal yang pertama kali dihisab di akhirat.
Rasulullah SAW menegaskan, “Amal yang
pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat.
Jika baik shalatnya, baik pula semua amalnya; dan jika rusak, rusak pulalah
seluruh amalnya.”
Dalam hadist lain, diungkapkan
pula, “Pangkal segala urusan adalah Islam
(sikap pasrah kepada Allah), tiang penyangganya adalah shalat, dan puncak
ketinggiannya adalah berjihad di jalan Allah.”
Selain hal tersebut, beberapa
ayat Al Qur’an menyebutkan pula beberapa fungsi shalat, diantaranya sebagai:
·
Pembeda antara seorang muslim dan kafir (QS At
Taubah ayat 11);
·
Kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup (QS Al Mu’minun
ayat 2);
·
Pencegah muslim dari perbuatan keji dan mungkar
(QS Al Ankabut ayat 45);
·
Pengundang datangnya pertolongan Allah (QS Al
Baqarah ayat 45 dan 153);
·
Pemupuk rasa persamaan, persatuan, dan
persaudaraan (QS Hud ayat 114);
·
Sarana untuk menjaga kebersihan diri (QS Al
Maidah ayat 6);
·
Peredam rasa gelisah dan keluh kesah (QS Al Ma’arij
ayat 19);
·
Shalat pun menjadi momen yang teramat istimewa
bagi seorang hamba. Ketika shalat, dia bisa ingat, dekat, dan berkomunikasi
langsung dengan Rabb-nya (QS Al
Maidah ayat 12 dan QS Thaha ayat 14).
Bayangkan seorang hamba yang teramat kecil di hadapan-Nya, yang tiada
memiliki apa-apa, yang terccipta dari air yang hina, bisa berhadapan dan
berkomunikasi langsung dengan Zat Yang Serba-Maha. Bukankah hal ini adalah
sebuah keistimewaan dan anugerah yang tiada tara?
Tidak hanya itu, penelitian ilmiah menunjukkan pula
bahwa shalat memiliki segudang manfaat, baik secara fisik maupun psikologis,
termasuk kemampuannya dalam menangkal dan menyembuhkan beragam penyakit fisik,
mengurangi stress, menumbuhkembangkan rohani, mulai dari ujub, riya, takabur,
dengki, sum’ah, hingga penyakit malas.
Ketika seorang mampu melaksanakan shalat secara
istiqamah, khusyuk, dan tuma’ninah,
dia pun berpeluang mendapatkan pengalaman rohani tertinggi (peak experience) serta bengkitnya
kesadaran puncak (altered states of consciousness)
sebagai hasil konkret dari mengatakan bahwa shalat itu adalah “mikraj
orang-orang beriman”. Ketika shalat, roh kita terbang menghampiri Zat Yang
Mahatinggi, bertemu dan berdialog dengan-Nya.
“Sungguh, Aku
ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku maka sembahlah Aku dan laksanakanlah
shalat untuk mengingat Aku.” (QS Thaha, 20: 14)
Daftar Pustaka
Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl. 2009. Ibadah Muslim Kosmopolitan/Mudah Beribadah di Tengah Kesibukan. Bandung: Sygma Publishing.
Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl. 2009. Ibadah Muslim Kosmopolitan/Mudah Beribadah di Tengah Kesibukan. Bandung: Sygma Publishing.
Diberdayakan oleh Blogger.
Posting Komentar