Archive for Juni 2013
I.
PENGERTIAN
MODULASI AMPLITUDO
Modulasi adalah proses yang dilakukan terhadap sinyal
informasi untuk dapat dikirimkan melalui media transmisi yang diinginkan dengan
cara mengubah suatu karakteristik sinyal pembawa menurut sinyal informasi.
Proses tersebut melibatkan sinyal informasi sebagai sinyal pemodulasi
(modulating signal) dan sinyal pembawa (carrier) yang dimodulasi menjadi bentuk
sinyal termodulasi (modulated signal). Mulanya modulasi yang digunakan adalah
modulasi analog, akan tetapi dengan adanya perkembangan dan kemajuan dalam teknologi
digital maka teknik modulasi digital juga ikut dan terus berkembang sebagai
teknik modulasi masa depan. Keuntungan dari teknik modulasi digital
dibandingkan modulasi analog tidak terlepas dari kelebihan yang dimiliki sistem
digital secara keseluruhan dengan sifat bawaan dari isyarat digital seperti:
a)
Lebih
kebal noise.
b)
Pengolahan
yang fleksibel meliputi:
-
enkripsi
atau dalam hal pengacakan demi keamanan.
-
pemampatan
untuk penghematan.
-
kemampuan
untuk disandikan.
Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses
menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian
rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan
simpangan (tegangan) sinyal informasi. Pada jenis modulasi ini amplitudo sinyal
pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplitudo sesaat sinyal
pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Pada modulasi digital, sinyal informasinya merupakan data
biner atau pengkodean M-ary atas data biner. Pengkodean M-ary menunjukkan
dimana tiap simbol merepresentasikan n bit dan mempunyai M keadaan sinyal
dimana
dan hal ini disebut pensinyalan M-ary. Pada
pembawa biasanya digunakan gelombang sinus, kemudian salah satu karakteristik
pembawa sinus yaitu amplitudo, frekuensi, atau fase akan diubah-ubah menurut
sinyal pemodulasi yang dalam hal ini adalah data biner sehingga menghasilkan
sinyal termodulasi sebagaimana digambarkan pada gambar 1. Karena perubahan
(shift) tersebut terbatas atau terkunci
(keying) hanya mengikuti dua logika biner yaitu ‘1’ dan ‘0’ maka modulasi
digital juga dikenal dengan istilah shift keying (SK).
Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)
Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan
matematisnya:
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan
sebagai gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
dimana,
Ec = amplitudo maksimum sinyal pembawa
ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal
pembawa
Em = amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal
pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplitudo,
diturunkan dari :
menjadi,
sehingga index modulasi (m) :
II.
INDEKS
MODULASI
Index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal
informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar
(m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi
terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk
menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa
termodulasi lebih dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi
yang terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi
(m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal pembawa dapat di
pahami dari gambar berikut:
Pengaruh Indeks Modulasi
Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana
proses modulasi amplitudo menghasilkan output terbesar di penerima tanpa
distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:
Spektrum Sinyal AM
Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplitudo memerlukan
bandwidth 2x bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat
dituliskan dalam persamaan matematik sebagai berikut :
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa
Dari persamaan-persamaan tersebut di atas dapat kita
diketahui bahwa lebar pita frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi
amplitudo (AM) adalah dua kali frekuensi sinyal informasi.
III.
TUJUAN
MODULASI
–
Transmisi
menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
–
Masalah
perangkat keras menjadi lebih mudah, jika f / fc ~ 1 – 10 %
–
Menekan
derau atau interferensi.
–
Untuk
memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio ( diterbitkan oleh ITUT ).
–
Untuk
multiplexing : proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan
secara bersamasama melalui satu kanal transmisi.
IV.
MODULASI
DIGITAL
Perbedaan utama antara modulasi digital
dan modulasi analog adalah bahwa pesan yang ditransmisikan untuk system
modulasi digital mewakili seperangkat simbol-simbol abstrak. (Misalnya 0 s dan
l s untuk sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem modulasi analog,
sinyal pesan adalah gelombang kontinyu. Untuk mengirim pesan digital, modulasi
digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan
menghasilkan fungsi kontinyu yang mewakili simbol.
Ada 6 macam modulasi digital yaitu :
a) Amplitude Shift Keying (ASK)
Modulasi digital dengan mengubah
amplitudo sinyal pembawa.
Jadi jika sebuah sinyal digital,
yang hanya mengandung 0 dan 1, dimodulasikan dengan BASK, maka kita hanya akan
mengalihkan sinyal pembawa dengan nilai 0 atau 1. Gambar 5.2 memperlihatkan
modulasi BASK untuk sinyal digital yang diberikan 0 1 0 1 0 0 1 0. Seperti
terlihat di gambar 5.2 sinyal – sinyal BASK bisa didapat dengan cara menyalakan
dan mematikan sinyal pembawa, tergantung apakah sinyal informasi (pemodulasi)
bernilai 1 atau 0. BASK disebut juga on-off keying (OOK)
b) 4-ary-ASK (4 ASK)
Seperti halnya pada BASK, sinyal yang
dikatakan termodulasi secara 4ASK .
c) Frequency Shift Keying (FSK)
Binary frequency Shift Keying / BFSK
Jadi sinyal termodulasi BFSK memiliki
amplitudo yang konstan, tetapi memiliki dua buah frekuensi sinyal pembawa. Jika
datang bit 0, maka digunakan osilator dengan frekuensi fo, jika datang bit 1,
maka digunakan osilator dengan frekuensi f1.
d) Phase Shift Keying (PSK)
Binary Phase Shift Keying / BPSK
e) Phase Shift Keying / 4 –PSK
f) Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
QAM mengkombinasikan antara ASK dan PSK.
Jadi konstelasi sinyalnya berubah berdasarkan amplitudo (jarak dari titik asal
ke titik konstelasi) juga berdasarkan phasa (titik konstelasi tersebar di
bidang kompleks).
Dengan 16-QAM, maka dibuat kelompok bit
(word) yang terdiri dari 4 bit. Dan tergantung dari kombinasi 0 dan 1 pada
setiap word, maka bisa dikorespondensikan setiap word ke setiap titik
konstelasi pada gambar 5.10
V.
KLASIFIKASI
TEKNIK MODULASI DIGITAL
Klasifikasi teknik modulasi digital dapat
didasarkan pada dua hal, yaitu:
g)
Berdasarkan
Variabel yang Tervariasikan
Ø Modulasi Amplitudo : - Quadrature Amplitude Modulation
(QAM/ QASK)
Ø
Modulasi Fase :
-
Phase
Shift Keying (PSK)
-
Differential
Phase Shift Keying (DPSK)
-
Offset
Phase Shift Keying (OPSK)
Ø
Modulasi Frekuensi :
-
Frequency
Shift Keying (FSK)
Ø
Modulasi Fase Kontinyu :
-
Gaussian
Minimum Shift Keying (GMSK)
-
Minimum
Shift Keying (MSK)
-
Continuous
Phase Frequency Shift Keying (CPFSK).
h)
Berdasarkan
Kelinearan
Amplitudo sinyal modulasi dijadikan dasar
klasifikasi ini dimana teknik modulasi digital disebut linear jika amplitudo
pembawa tervariasi secara linear terhadap perubahan sinyal digital.
Ø Linear :
-
Binary
Phase Shift Keying (BPSK)
-
Differential
Phase Shift Keying (DPSK)
-
Quadrature
Phase Shift Keying (QPSK)
Ø Non-linear (Constant Envelope Modulation),
yaitu amplitude pembawa konstan :
-
Binary
Frequency Shift Keying (BFSK)
-
Gaussian
Minimum Shift Keying (GMSK)
-
Minimum
Shift Keying (MSK)
Ø Kombinasi linear non-linear :
-
Quadrature
Amplitude Modulation (QAM)
-
Minimum
Phase Shift Keying (MPSK)
Sistem komunikasi radio bergerak mulanya
berkembang dengan sistem analog, sehingga teknik modulasi yang awal berkembang
adalah teknik modulasi analog, tepatnya pada masa generasi pertama (1-rst G)
sekitar tahun 1970-1980. Namun seiring dengan semakin maju dan berkembangnya
penggunaan teknologi digital pada komunikasi radio bergerak, maka teknik
modulasi digital juga ikut berkembang. Dengan perkembangan tersebut, saat ini
telah terdapat banyak jenis metode atau teknik dari modulasi digital dan telah
banyak pula sistem komunikasi radio bergerak yang menggunakannya seperti MIRS
dengan QAM, GSM dengan GMSK, komunikasi satelit dengan PSK, IS-95 dengan BPSK
dan lain-lain.
VI.
BASK,
BFSK dan BPSK
Binary Amplitude Shift Keying (BASK)
Sinyal di representasikan dalam dua kondisi
perubahan amlitudo gelombang pembawa
–
Sinyal
"1" > direpresentasikan dengan status "ON" (ada
gelombang pembawa)
–
Sinyal
"0" > direpresentasikan dengan status "OFF" (tidak ada
gelombang pembawa)
Binary Frequency Shift Keying (BFSK)
Sinyal di representasikan dalam perubahan
frekuensi gelombang pembawa
–
Sinyal
"1" > direpresentasikan dengan frekuensi tinggi
–
Sinyal
"0" > direpresentasikan dengan frekuensi rendah
Binary Phase Shift Keying (BPSK)
Sinyal di representasikan dalam perubahan
phase gelombang pembawa
–
Sinyal
"1" > Phase gelombang pembawa tidak bergeser (pergeseran phase 0
derajat)
–
Sinyal
"0" > Phase gelombang pembawa bergeser 180 derajat (berlawanan)
I.
PENGERTIAN SINYAL
Apa
itu sinyal? Sinyal adalah suatu hal gejala fisika dimana satu atau beberapa
dari karakteristiknya melambangkan informasi.
II.
JENIS-JENIS SINYAL
Terdapat
beberapa sinyal, setelah kita mengetahui tentang apa itu sinyal, lalu ada
berapakah jenis sinyal yang ada secara umum? Berdasarkan hakikatnya, sinyal
terbagi
menjadi 2 tipe yaitu Sinyal Analog dan Sinyal
Diskrit.
1. Sinyal
Analog
Jenis sinyal yang
pertama adalah sinyal analog, sinyal analog adalah suatu sinyal dimana salah
satu besaran karakteristiknya mengikuti secara kontinyu perubahan dari besaran
fisik lainnya yang melambangkan informasi, secara fisik sinyall analog berarti
selalu mempunyai nilai di sepanjang waktu. Karakteristik yang dimiliki oleh
sinyal analog antara lain : Amplitudo, frekuensi dan fasanya.
-
Sinyal
DC
Bentuk
atau tampilan sinyal DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar sinyal DC
Dari gambar
diatas dapat dilihat bahwa sinyal dc memiliki tegangan yang rata terhadap
frekuansi. Sinyal DC bisa
berpolarisasi negatif dan berpolarisasi positif tergantung dari penggunaan nya
nanti.
-
Sinyal
AC/Sinus
Bentuk Sinyal AC/Sinus dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bentuk Sinyal AC/Sinus dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sinyal AC/Sinus memiliki amplitudo negatif dan positif, memiliki periode T = 1/f dan V+ dan V-
-
Sinyal
Cos
Sinyal cosinus adalah sama dengan sinus tetapi
yang membedakan adalah terjadi pergeseran fasa sebesar 90 derajat, bentuk
gambar sinyal cosinus dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini
Gambar sinyal cosinus
Pada gambar diatas
dapat dilihat bahwa sinyal cosinus dalam satu periode, setiap periode nya
dimulai dari fase 90 derajat, beda dengan sinus dimana fase nya dimulai dari
fase 0 derajat.
2. Sinyal
Diskrit
Sinyal diskrit
adalah suatu sinyal yang terdiri atas sederetan elemen yang berurutan terhadap
waktu, dimana salah satu atau lebih karakteristiknya membawa informasi.
Karakteristik dari sinyal diskrit adalah : Amplitudo, lebar dan bentuk
gelombangnya.
3. Sinyal
Digital
Sinyal digital
adalah sebuah sinyal diskrit dimana informasinya dilambangkan oleh sejumlah
deretan sinyal diskrit yang telah ditentukan jumlahnya.
-
Sinyal
Pulsa/Kotak
Dalam teknik digital secara garis besar terdapat dua kondisi logika yaitu kondisi HIGH yang direferensikan dengan angka 1, dan kondisi LOW yang direfernsikan dengan angka 0 , jadi dalam teknik digital pada inti nya yaitu hanya bermain di kondisi nol (0) dan kondisi satu (1), nah kondisi ini bisa digambarkan dalam bentuk sinyal yang disebut sinyal digital, bentuk sinyal digital dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Dalam teknik digital secara garis besar terdapat dua kondisi logika yaitu kondisi HIGH yang direferensikan dengan angka 1, dan kondisi LOW yang direfernsikan dengan angka 0 , jadi dalam teknik digital pada inti nya yaitu hanya bermain di kondisi nol (0) dan kondisi satu (1), nah kondisi ini bisa digambarkan dalam bentuk sinyal yang disebut sinyal digital, bentuk sinyal digital dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar sinyal kotak
Pada gambar di atas
terlihat bahwa jika kondisi high atau kondisi berlogika 1, maka sinyal
digambarkan dengan sinyal kotak dengan tegangan 5V, dan jika kondisi low atau
kondisi logic 0, maka sinyal digambarkan dengan tegangan 0V.
III.
ANALISIS FOURIER
Analisis
Fourier adalah
proses matematika yang
digunakan untuk memecahkan masalah bentuk
gelombang kompleks
dengan menguraikan gelombang itu menjadi komponen sinusoidanya.
Setiap bentuk gelombang yang kompleks dapat diperlihatkan terjadi dari sejumlah
gelombang sinus murni terdiri dari suatu gelombang sinus dasar ditambah harmonik-harmonik
khusus gelombang itu. Sebagai contoh, dengan menambahkan harmonik gasal pada
sebuah gelombang sinus (yaitu 3f, 5f, 7f, dst.) akan diperoleh gelombang
persegi.
IV.
NOISE
Noise
(kebisingan), dalam pengertian umum, adalah suatu gangguan yang
"didengar" orang, tetapi dalam telekomunikasi kata noise juga dipakai
sebagai suatu istilah untuk gangguan listrik yang menimbulkan kebisingan yang
dapat didengar dalam suatu sistem.
Noise
dapat timbul dengan berbagai cara. Satu contoh jelas adalah waktu adanya
sambungan yang salah dalam suatu alat yang jika itu adalah pesawat penerima
radio, menghasilkan tipe kebisingan yang terputus-putus atau trackling
(gemercak) pada keluarannya. Noise juga terjadi apabila hubungan listrik yang
pembawa arus dibuat nyala mati, misalnya pada brusher tipe motor tertentu.
Sumber kebisingan semacam itu pada pokoknya dapat dihilangkan.
Gejala
alam yang menimbulkan kebisingan itu termasuk badai listrik, kobaran matahari
(solar flares), dan sabuk radiasi tertentu yang ada di ruang angkasa.
Kebisingan yang timbul dari sumber tersebut mungkin lebih sulit dilemahkan, dan
seringkali yang merupakan satu-satunya solusi ialah merubah posisi antena
penerimanya untuk memperkecil kebisingan yang diterima, sambil menjamin bahwa
penerimaan sinyal yang diinginkan itu tidak rusak berat.
Kebisingan
itu, yang terutama dimasalahkan didalam sistem penerimaan, dimana menurunkan
batas guna ukuran sinyal yang dapat diterima. Walaupun kehati-hatian dilakukan
untuk menghilangkan kebisingan dari sambungan yang buruk atau yang timbul dari
sumber luar, terbukti bahwa sumber kebisingan fundamental tertentu hadir
didalam perlengkapan elektronik yang membatasi kepekaan penerima. Penambahan
amplifier pada sistem penerima juga menambah kebisingan dan rasio sinyal
terhadap kebisingan (signal-to-noise ratio), yang merupakan kuantitas penting,
bisa mengalami penurunan dengan penambahan amplifier. Jadi, studi sumber
kebisingan fundamental dalam peralatan penting jika kita ingin memperkecil efek
kebisingan itu.
Jenis-jenis
noise adalah sebagai berikut:
1.
Thermal noise
2.
Shot niose
3.
Noise partisi
4.
Fliker niose frekuensi rendah
5.
Burst niose
6.
Avalanche noise
7.
Niose transistor bipolar
8.
Noise transistor efek medan
Noise dapat memberikan efek gangguan pada
sistem komunikasi dalam 3 area:
1.
Noise
menyebabkan pendengar tidak mengerti dengan sinyal asli yang disampaikan atau
bahkan tidak mengerti dengan seluruh sinyal
2.
Noise
dapat menyebabkan kegagalan dalam sistem penerimaan sinyal.
3.
Noise
juga mengakibatkan sistem yang tidak efisien
V.
TUJUAN
SISTEM KOMUNIKASI
Tujuan sistem komunikasi adalah untuk
mengirimkan data sebanyak mungkin sesuai dengan waktu yang direncanakan, dengan
menggunakan cukup bandwidth, power,
dan channel yang tersedia. Jika noise memberi efek
gangguan pada sistem, baik karena kesalahan pada sistem penerimaan sinyal
maupun kegagalan sistem (malafungsi), perancang dan pengguna sistem harus
mengganti sistem tersebut. Untuk mengatasi noise ini diperlukan filter untuk
mengurangi gangguan noise supaya sinyal yang dikirim tidak tertekan oleh noise.
Namun, apapun cara yang digunakan, sistem komunikasi menjadi tidak efisien
karena membuang banyak waktu dan tenaga untuk mengatasi noise.
Diberdayakan oleh Blogger.